Sabtu, 05 November 2011

HAMBATAN DALAM BERPIKIR KREATIF


1.      Hambatan yang dibuat sendri
Pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2, apabila ada jawaban yang berbeda maka akan di anggap salah atau aneh. Pada praktek sehari-hari, hambatan dalam berpikir kreatif muncul dari dirinya sendiri.
2.      Hambatan tidah beerusaha menentang kenyataan/menerima apa adanya, misalnya seperti berikut.
a.       Terpaku pada apa yang sering dilihat/dialami selama ini.
b.      Tidak mau keluar dari kemapanan atau batasan-batasan yang ada serta tidak mau keluar dari bingkai-bingkai atau batasan yang ada sebelumnya.
c.       Terpaku pada aturan-aturan, budaya, dan batasan-batasan baku yang telah membelenggu.
Misalnnya hubungkan sembilan titik di bawah ini hanya dengan empat garis tanpa mengangkat pensil atau alat tulis yang dipakai.
3.      Hambatan jawaban tunggal dan tepat
a.       Kita menyukai rasa aman dan sesuatu yang pasti-pasti saja.
b.      Kita sering kali memutuskan sesuatu dengan sangat cepat tanpa pikir panjang.
Misalnya, berapakah jumlah persegi dalam gambar berikut ini?
Berapa jumlah persegi ini?






Jawaban paling cepat adalah enam belas persegi. Akan tetapi, jika dihitung dengan cermat, maka akan ditemukan sebanyak lebih dari dua puluh buah persegi atau lebih tepatnya berapa buahkah jumlah persegi pada gambar tersebut, menurut anda?
4.      Mengevaluasi terlalu cepat
a.       Ingin dianggap pintar/cerdas sehingga seringkali kita mengevaluasi sesuatu  dengan cepat dan mengambil keputusan juga dengan cepat (lebih cepat lebih baik)
b.      Terlalu cepat menyalahkan orang lain, sehingga sering kali kita menganggap bahwa diri kita sendiri adalah benar dan cenderung menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam.
Misalnya, apabila ada teman yang memberikan atau menyampaikan ide/pendapat, maka sering kali ide/pendapat tersebut kita anggap tidak berguna tanpa berpikir lebih lama lagi.
5.      Takut dianggap bodoh
a.       Tidak berani mengeluarkan ide/pendapat yang sebenarnya sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, tetapi tidak berani untuk menyampaikannya di depan umum.
b.      Tidak percaya diri bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide yang sesungguhnya memang benar.
Misalnya,ide memasang iklan di bodi bus atau kendaraan umum ataupun di mobil. Dahulu orang yang memberikan ide itu ditertawakan dan tidak diterima bahkan ditolak oleh banyak pihak. Akan tetapi, sekarang ide tersebut banyak dipakai oleh berbagai perusahaan, baik besar maupun kecil. Bayangkan bila mobil atau kendaraan umum yang dipasangi iklan mengalami tabrakan, mogok, atau terbalik di selokan, di jurang, sungai, atau di tengah jalan protokol dan tidak segera dievakuasi, maka berapa pasang mata yang bisa melihat atau menyimak dan tidak  sengaja membaca iklan di bodi kendaraan tersebut.
Persyaratan berfikir kreatif
Ø  Perlu persiapan . pendidikan formal dan informal mengenai enterpreneurship (berkewirausahaan).
Ø  Usaha. Kumpulkan sebanyak mungkin ide. Jangan dievaluasi terlebih dahulu.
Ø  Inkubasi. Menggabungkan ide-ide yang sudah ada sehingga muncul ide-ide yang sudah ada sehingga muncul ide atau embrio baru.
Ø  Pengertian. Memahami persoalan/permasalahan secara mendalam.
Ø  Evaluasi. Pilih yang terbaik, dari segi biaya, hukum, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar